Kupasan MH59 – Buah Pala

250px-Myristica_fragrans_-_Köhler–s_Medizinal-Pflanzen-097

Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius “Si Tua”. Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.

Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.

Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.

Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.

Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pala

.

Pala: si Kecil Kaya Manfaat

Tanaman pala (Myristica fragrans houtts) merupakan tanaman tropis asli Indonesia yang berasal dari pulau Banda. Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, dan Papua. Umur tanaman ini dapat mencapai 100 tahun. Tinggi tanaman pala bisa mencapai 18 m dan mempunyai daun yang selalu hijau sepanjang tahun dengan bentuk bulat telur atau lonjong. Pohon pala biasanya dapat tumbuh didaerah yang beriklim tropis dengan ketinggian dibawah 700 m dari permukaan laut.

Pala juga dikenal sebagai tanaman rempah yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi dan banyak manfaatnya karena setiap bagian buahnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri, terutama dalam industri makanan dan minuman.

Buah pala berbentuk peer, lebar, ujungnya runcing, kulitnya licin, berdaging, dan cukup banyak mengandung air. Bagian dari buahnya terdiri dari daging buah, fuli, tempurung, dan biji. Daging buah pala cukup tebal dan beratnya lebih dari 70% berat buah, warnanya putih kekuning-kuningan, bergetah, rasanya sepat, dan mempunyai sifat astringensia. Maka dari itu buah pala yang belum matang tidak dapat dikonsumsi langsung tetapi dapat diolah menjadi produk pangan. Berikut ini adalah persentase berat dari bagian-bagian buah pala:

Tabel 1. Persentase berat dari bagian-bagian buah pala

Bagian Buah

Persentase Basah (%)

Persentase Kering Angin (%)

Daging

77,8

9,93

Fuli

4

2,09

Tempurung

15,1

Biji

13,1

8,4

Sumber : Rismunandar dalam Nurdjannah (2007)

Pada biji dan fuli buah pala terdiri dari komponen penyusun yaitu, minyak atsiri, minyak lemak, protein, selulosa, pentosan, pati, resin, dan mineral-mineral. Jumlah masing-masing komponen penyusun dipengaruhi oleh klon, mutu, lama penyimpanan, dan tempat tumbuhnya. Pada biji pala utuh, kandungan minyak yang terkandung bervariasi dari 25% hingga 40%. Sedangkan pada fuli, persentase kandungan minyaknya antara 20 % sampai 30%. Untuk perbandingan komposisi kimia buah pala dapat dilihat pada tabel 2 komposisi kimia buah pala dari Banda.

Tabel 2. Komposisi Kimia Buah Pala dari Banda (%)

Komponen

Daging Buah

Daging Buah

Biji

Basah

Kering

Basah

Kering

Basah

Kering

Air

89

17,4

54

17,6

41

12,9

Lemak

10,4

1,9

23,3

34,4

Minyak atsiri

1,1

8,5

2,9

5,2

1,7

2,5

Gula

1,1

1,9

1,0

1,5

Komponen mengandung N

3,0

5,2

4,1

5,1

Komponen bebas N

27,7

49,5

27,3

40,4

Abu

0,7

5,7

0,9

1,6

1,5

2,2

Sumber : Jense dalam Rismunandar (1990).

Kegunaan pala sangat banyak. Buah pala biasa diolah menjadi manisan, asinan, dodol, sari buah, minuman instan, jeli, selai, asam cuka, permen gelatin, hard candy, bahkan cider/anggur pala. Sedangkan biji dan fuli buah dapat dimanfaatkan sebagai penyedap rasa dan minyak atsiri. Untuk penyedap rasa biasanya berasal dari biji dan fuli buah yang sudah tua dan biasanya digunakan sebagai penyedap rasa pada produk berbasis daging, saus, pikel, dan sup. Sedangkan untuk minyak atsiri biasanya berasal dari biji dan fuli buah yang masih muda karena kandungan minyak atsirinya jauh lebih tinggi dari biji dan fuli buah yang sudah tua. Menurut penelitian Jukic et al (2006) minyak atsiri pada biji pala mengandung sifat antioksidan yang kuat dan aktivitas antioksidannya dipengaruhi oleh sinergisme antara komponen-komponen minyak atsiri tersebut.

Selain itu minyak pala juga dapat digunakan sebagai obat-obatan yang dapat mengobati sakit perut, perut kembung, desentri, maag dan menurut Chevallier (2001) dalam Nurdjannah (2007) buah pala dapat mengurangi flatulensi, meningkatkan daya cerna, serta mengobati diare dan mual. Minyak pala juga mempunyai kemampuan lain yaitu dapat mematikan serangga (insektisidal), antijamur (fungisidal), dan antibakteri.

Namun pala juga mempunyai kekurangan yaitu, penggunaannya untuk produk pangan harus dibatasi karena senyawa aromatik yaitu myristicin, elimicin, dan safrole yang terkandung pada biji dan bunga pala dapat merangsang halusinasi. Memakan maksimum 5 gram bubuk atau minyak pala mengakibatkan keracunan yang ditandai dengan muntah, kepala pusing dan mulut kering (Weiss,1997; Rudglev,1998; Fras dan Binghamton, 1969; Samiran, 2006 dalam Nurdjannah 2007). Maka dari itu dosis minyak pala pada produk pangan yang dianjurkan hanya sekitar 0,08%.

Penulis: Siti Nurfitriana dan Ismi Putri Alfin

Sumber:

Nurdjannah, Nanan. 2007. Teknologi Pengolahan Pala. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/01/03/pala-si-kecil-kaya-manfaat-521838.html

 

3 Responses to “Kupasan MH59 – Buah Pala”

  1. Apply once a Day and Rub about 10- 15 Minutes until the gel get into the skin after 5 -10 mins wash . Rub on your part except the tip . Keep doing it Everyday. Sa isang buwan lang. Pahabain ng 4 cm. MINSAN LANG GAGAMITIN SA ISANG ARAW! NATURAL NA PARAAN NG PAGLAKI. gel titan Ang pagkabigo ko mula noong kabataan ko na pagbaluktot sa ibabang bahagi at hindi pantay sa ibabaw na nasa baras, ay “naglaho” Nagkaroon ako ng maliwanag at kalidad ng pag-abot sa sukdulan. Tumatagal ito ng ilang mga minuto.

Trackbacks

Tinggalkan komentar