Lintasan MH58 – Harga Sawit dan Karet Kembali Turun

Memasuki pekan-pekan terakhir 2012, harga komoditas utama di Riau seperti kelapa sawit dan karet kembali mengalami penurunan. Diharapkan kondisi ini tidak akan terus berlangsung hingga awal tahun baru nanti.

Berdasarkan rapat Tim Penetapan Harga tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit Dinas Perkebunan Provinsi Riau telah menyepakati harga TBS untuk sepekan ke depan dimana terjadi penurunan sebesar Rp49,58 per kilogram (untuk TBS umur 10 tahun lebih)

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Riau yang diterima riaubisnis.com,  harga TBS kelapa sawit periode tanggal 12-18 Desember 2012, untuk harga TBS kelapa sawit usia 3 tahun dihargai Rp863,24 per kg sebelumnya Rp 898,69 per kg.

Usia 4 tahun dihargai Rp984,96 per kg sebelumnya Rp 1.004,62 per kg, umur 5 tahun dihargai Rp1.033,00 sebelumnya Rp 1.075,46 per kg, usia 6 tahun tim menetapkan Rp1.062,48 per kg sebelumnya Rp 1.106,14 per kg.

Untuk harga TBS sawit usia 7 tahun dipatok Rp1.103,30 per kg sebelumnya Rp 1.148,64 per kg sedangkan umur 8 tahun dihargai Rp137,64 sebelumnya Rp 1.184,38 per kg, kemudian, untuk umur 9 tahun sekarang dipatok harga Rp1.173,61 sebelumnya Rp 1.221,82 per kg dan umur 10 tahun dihargai Rp1.206,81 per kg sebelumnya Rp 1.256,39 per kg.

Sementara itu untuk harga crude palm oil (CPO) untuk sepekan ke depan harganya Rp Rp5.823,23 per kg sebelumnya Rp6.038,64 per kg. Sedangkan harga kemel ditetapkan Rp2.656,89 per kg sebelumnya Rp 2.715,98 per kg.

Sementara itu, bahan olahan karet (bokar) pada periode 10-15 Desember 2012, di pabrik-pabrik karet di Riau semuanya dibanderol dengan harga sama yakni Rp 23.500 per kg sebelumnya Rp24.000 per kg. baik di pabrik karet PT Tirta Sari Surya, PT Andalas Agrolestari, PT Rickry Pekanbaru serta PT P & P Bangkinang.

Tim juga menetapkan harga kelapa butiran dan kopra pekan ini; harga kelapa bulat licin Rp 450 per kg, harga kopra mutu kering (100 persen) dihargai Rp2.900 sebelumnya  Rp 3.000 per kg harga kopra mutu basah (80 persen) Rp1.900 sebelumnya Rp 2.100 per dan kopra mutu basah (60 persen) Rp1.7000 sebelumnya Rp 1.900 per Kg. (*)

http://riaubisnis.com/index.php/agriculture-mainmenu-109/pertanian-news/5883-jelang-akhir-tahun-harga-sawit-dan-karet-kembali-turun

.

HARGA KARET: Pendapatan Petani Turun Drastis

Compact_karet-antara

JAKARTA –  Belum pulihnya harga karet alam berimbas pada pendapatan petani karet yang turun drastis. Hal itu menyebabkan daya beli petani karet turun diakibatkan pendapatan mereka turun.

Chairman Batanghari Group –industri karet– Asril Sutan Amir mengatakan petani karet menjadi pihak yang paling terkena dampak dari penurunan harga karet selama ini.

“Harga karet terus menurun, petani yang menjadi korban penurunan harga itu. Harga karet alam dengan 100% kering saat ini Rp24.000 per kg, sedangkan karet dari petani kering 30%, sehingga harga karet dari petani hanya Rp7.500 per kg. Pendapatan petani [karet] turun,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (9/11/2012).

Kinerja perkebunan karet Indonesia (juta ton)

Uraian 2011 2012 2013
Produksi 3,09 2,78 2,71
Ekspor 2,54 2,28 2,21
Konsumsi lokal 0,45 0,50 0,50

Sumber: Gapkindo, 2012

Ket: *prediksi, **adanya program AETS

Dia menilai pendapatan petani karet Rp7.500 per kg tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka, apalagi untuk keperluan pendidikan, biaya pengobatan, serta kebutuhan lainnya.

Menurutnya, pendapatan petani [harga karet di tingkat petani] ideal Rp15.000 per kg atau dua kali lipat dari harga yang berlaku saat ini Rp7.500 per kg.

Asril menuturkan harga karet idealnya US$3,5 per kg. Namun, harga karet alam saat ini hanya US$2,4-US$2,7 per kg.

Dia menambahkan pelamahan harga karet saat ini disebabkan oleh kondisi perekonomian global yang belum pulih, terutama krisis keuangan di Eropa. Akibat perlambatan pertumbuhan perekonomian global tersebut menyebabkan China tidak mampu melakukan penjualan produk akhir dari karet yaitu ban.

Kondisi perekonomian di sebagian negara yang belum pulih tersebut, katanya, memengaruhi permintaan ban dari China. Oleh karena itu, China mengurangi pembelian karet alam.

“Sampai saat ini juga belum ada kejelasan penyelesaian krisis keuangan di Eropa,” jelasnya.

Asril tidak yakin jika penurunan harga karet itu disebabkan masih adanya stok karet di pasar global. Namun, menurutnya, penurunan harga karet itu lebih disebabkan sulitnya produsen menjual produk akhir karet yaitu ban. “Ini bukan soal stok, tetapi lebih pada finish product [sulit dijual].”

Kesepakatan negara produsen karet utama di dunia yaitu Thailand, Malaysia, dan Indonesia dalam skema pengurangan volume ekspor (Agree Export Tonnage Scheme/AETS) yang sudah dilaksanakan sejak awal Oktober lalu, katanya, belum memperlihatkan hal positif.(Foto:Solopos.com) (msb)

http://www.bisnis.com/articles/harga-karet-pendapatan-petani-turun-drastis

.

Harga Sawit dan Karet Terus Merosot

BLAMBANGANUMPU – Harga komoditas perkebunan di Kabupaten Waykanan, terutama sawit dan karet, terus mengalami penurunan. Merosotnya harga komoditas ini dikeluhkan para pekebun. Mereka berharap pemkab dapat melindungi harga beli dari pekebun.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Lampung, harga tandan buah segar (TBS) sawit sudah menyentuh Rp500 per kilogram. Harga ini jauh di bawah harga yang telah ditetapkan pemerintah. Yakni rata-rata Rp1.060 per kilogram. Merosotnya harga sawit ini telah dialami pekebun sejak beberapa waktu lalu. Pada komoditas karet, harga telah menyentuh level Rp8.000 per kilogram. Padahal beberapa waktu lalu, harga masih berada di besaran Rp12.000 per kilogram. Pekebun menilai ada sejumlah faktor yang membuat harga sawit dan karet terus turun.

Faktor pertama adalah perluasan lahan pertanian dan perkebunan yang tak ditopang dengan solusi penjualan hasil produksi. ’’Kami mengapresiasi Bapak Bupati yang dalam setiap kesempatan senantiasa memacu semangat warganya untuk memanfaatkan lahan. Tapi, kami juga berharap agar pemerintah memikirkan ke mana nanti kami akan menjual hasil produksi pertanian dengan harga yang lebih baik,” kata Barno, salah seorang pekebun sawit di Blambanganumpu, kepada Radar Lampung kemarin.

Di Waykanan, lanjut dia, hanya ada dua pabrik yang menampung sawit dan satu pabrik yang menampung karet. Menurutnya, ada kemungkinan terjadi praktik monopoli. Barno meminta pemkab tidak menutup mata terkait hal ini.

’’Pekebun memang berlomba-lomba menanam sawit, karet, dan singkong sesuai anjuran pemerintah daerah. Tapi, jadi kecewa ketika panen harganya merosot,” keluhnya.

Karena itu, ia berharap pemkab dapat mendatangkan investor di bidang sawit dan karet ke Waykanan. Ini agar pekebun dapat mempunyai pilihan untuk menjual hasil kebunnya.

Terpisah, anggota DPRD Waykanan M. Suwarso, S.H. bersuara keras menanggapi keluhan para pekebun. Secara lugas, ia menyatakan ada permainan harga yang dilakukan pabrik karet dan sawit di Waykanan. Permainan itu dilihat dari harga yang ditetapkan pabrik untuk pekebun plasma dan nonplasma. ’’Pabrik akan membeli dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga umum (di luar plasma, Red). Ini artinya pabrik sengaja menekan para pekebun yang mau tidak mau tetap akan menjual produksi sawit dan karet mereka kepada pabrik yang ada di Waykanan,’’ tuding Suwarso.

Pemkab, lanjutnya, ikut bertanggung jawab atas merosotnya harga sawit dan karet. ’’Semestinya sebagai pihak yang terus meminta warganya untuk memanfaatkan lahan bagi pertanian, pemkab dapat segera mengatasi ini. Kalau terus dibiarkan, saya khawatir masyarakat akan semakin kecewa,” pinta Suwarso. (sah/p1/c2/wdi)

http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lambar-waykanan/53806-harga-sawit-dan-karet-terus-merosot-

2 Trackbacks to “Lintasan MH58 – Harga Sawit dan Karet Kembali Turun”

Tinggalkan komentar